Masyarakat miskin justru lebih banyak anak dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai tarif hidup lebih tinggi (orang kaya). Di Indonesia sendiri ironisnya kenyataan ini sering terjadi. Bahkan di kota-kota besar. Masyarakat yang sebelumnya memiliki tarif hidup sedang, yang tinggal di desa-desa atau dikampung -kampung, merasa bahwa tinggal di kota akan dapat merubah kondisi ekonomi, dan kehidupannya menjadi lebih baik. Namun, sebagian besar warga masyarakat yang pindah dari desa ke kota (urbanisasi) tersebut terkecoh. Bahkan tarif hidup mereka setelah tinggal di kota semakin turun. karena banyaknya persaingan yang lebih hebat.
Masyarakat tersebut masih percaya dengan istilah 'banyak anak banyak rezeki'.
Kurangnya informasi, dan pendidikan yang rendah mengakibatkan mereka hanya menjadi pengangguran, peminta-minta, bahkan ada yang menjadi perampok. kurangnya Pengetahuan tentang kesehatan juga sangat memprihatinkan, misalnya dalam sosialisasi program keluarga Berencana (KB), yang berfungsi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia, yang mengusahakan untuk merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan, yang kurang diperhatikan dan diabaikan oleh masyarakat.
Ekonomi dengan pendapatan yang menurun, mengakibatkan mereka tidak dapat menyekolahkan anak-anak mereka dengan biaya pendidikan yang setiap tahun semakin tinggi. sehingga tidak dapat merubah keadaan kehidupan mereka. yang ada banyak anak-anak kecil yang dijadikan tempat untuk mengais rezeki, misalnya menyuruh anak-anak mereka mulung, mengemis, bahkan ada yang mecopet. Dan ada orang tua yang sengaja membuang anaknya, atau dititipkan ke panti asuhan, karena semakin beratnya ekonomi yang mereka tanggung untuk menghidupi anak-anak mereka, dan membiayai masa depannya.
Berbeda sekali dengan pola pikir orang-orang kaya. Mereka lebih mengkedepankan pola pikir ke masa depan, yang didukung oleh fasilitas-fasilitas yang canggih, uang yang banyak, sehingga mereka lebih mengetahui informasi-informasi kesehatan, pengaturan ekonomi yang baik, dan berpengetahuan luas.
No comments:
Post a Comment